Secanggih apapun teknologi buatan manusia pasti memiliki celah keamanan, termasuk teknologi pemindai sidik jari yang hingga saat ini kerap diusung berbagai perangkat. Apple dikenal memiliki teknologi tersebut yang bernama Touch ID dan sudah diterapkan pada beberapa perangkat miliknya. Namun siapa sangka teknologi pemindai sidik jari itu mampu dibobol dengan mudah oleh seroang bocah.
Seperti yang dilaporkan BGR, seorang anak bernama Ashlynd Howell yang masih menginjak usia 6 tahun telah berhasil membobol sistem keamanan Touch ID pada smartphone milik ibunya. Hal tersebut ia lakukan ketika ibunya tengah tertidur pulas di sofa. Ia diam-diam mengambil iPhone milik ibunya dan kemudian membuka kunci dengan menempelkan tombol home ke jempol sang ibu.
Tentu hal tersebut sangat mudah dilakukan dan menjadi kelemahan utama teknologi pemindai sidik jari saat ini, karena sistem dapat dibobol dengan mudah, bahkan oleh seorang bocah berusia enam tahun. Setelah berhasil membuka kunci iPhone, Ashlynd kemudian mengakses Amazon untuk membeli beberapa produk Pokemon di Amazon dengan total tagihan mencapai $250 atau setara dengan Rp3,3 juta.
Setelah itu, ibunya yang bernama Bethany Howell baru menyadari jika tabungan miliknya berkurang dan ia mendapati konfirmasi 13 pesanan dari Amazon. Ia baru menyadari jika putrinya yang melakukan transaksi di Amazon, dan hanya empat barang dari tiga belas barang yang dapat dibatalkan. Serasa tak bersalah, Ashlynd justru bangga dengan hal yang ia lakukan, karena ia dapat memesan barang tanpa bantuan orang dewasa.
Meski terkenal sangat aman, namun teknologi pemindai sidik jari pada smartphone masih memiliki celah keamanan, seperti pada kasus tersebut.
Di Ambil Dari : Berita Teknologi
Tentu hal tersebut sangat mudah dilakukan dan menjadi kelemahan utama teknologi pemindai sidik jari saat ini, karena sistem dapat dibobol dengan mudah, bahkan oleh seorang bocah berusia enam tahun. Setelah berhasil membuka kunci iPhone, Ashlynd kemudian mengakses Amazon untuk membeli beberapa produk Pokemon di Amazon dengan total tagihan mencapai $250 atau setara dengan Rp3,3 juta.
Setelah itu, ibunya yang bernama Bethany Howell baru menyadari jika tabungan miliknya berkurang dan ia mendapati konfirmasi 13 pesanan dari Amazon. Ia baru menyadari jika putrinya yang melakukan transaksi di Amazon, dan hanya empat barang dari tiga belas barang yang dapat dibatalkan. Serasa tak bersalah, Ashlynd justru bangga dengan hal yang ia lakukan, karena ia dapat memesan barang tanpa bantuan orang dewasa.
Meski terkenal sangat aman, namun teknologi pemindai sidik jari pada smartphone masih memiliki celah keamanan, seperti pada kasus tersebut.
Di Ambil Dari : Berita Teknologi
Comments
Post a Comment